Khalifah Umar bin Khattab dan Kota Elia, Inilah Jaminan Khilafah Kepada Nashrani
Di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, kebebasan menjalankan ibadah dihormati. Toleransi antarumat beragama begitu harmonis. Setiap pemeluk agama bisa menjalankan ibadahnya sesuai agama dan keyakinannya secara tenang dan aman.
Tak heran, jika kepala rahib yang ada di kota Elia amat berterima kasih kepada tentara Islam yang telah membebaskan mereka dari penindasan Bizantium. Secara Khusus, Khalifah Umar menulis surat jaminan keamanan bagi seluruh penduduk kota Elia. Berikut bunyi surat jaminan Khalifah Umar seperti dikutip dari Ath-Thabari, III/609.
‘’Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Jaminan keamanan ini diberikan oleh hamba Allah, pemimpin umat Islam, Umar bin Khattab kepada penduduk Elia. Umar menjamin bagi setiap jiwa, harta, gereja, salib, kaum lemah, kaum merdeka, dan semua agama yang ada.’’
‘’Gereja-gereja tak akan dihuni serta dirusak, dikurangi, atau dipindahkan, demikian pula dengan salib dan harta-harta mereka. Mereka tak akan dibenci atau diancam karena agama. Tidaka ada satu orang Yahudi pun yang akan tinggal bersama mereka di Elia…’’
Dalam Ath-Thabari disebutkan, pemberian jaminan itu disaksikan oleh Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Abdurrahman bin Auf, Muawiyah bin Abi Sufyan. Jaminan itu ditulis dan diberlakukan pada tahun ke-15 Hijiriah.
Saat berada di kota Elia, Khalifah Umar sempat ditawari untuk bersembahyang di dalam Church of the Holy Sepulcher, namun Umar menolak dan meminta supaya dibawa ke Masjidil Aqsa Al Haram Al Sharif. Umar mendapati tempat itu dalam kondisi kotor. Ia lalu memerintahkan agar tempat itu dibersihkan.
Khalifah pun membangun sebuah masjid kayu di tempat yang sekarang merupakan kompleks bangunan Masjid Al-Aqsa. Setelah itu, pemerintahan Umar membangun Kubah Sakhrah atau yang kemudian dikenal sebagai Kubah Umar.
Sejak itu, kota Elia berada di bawah kekuasaan umat Islam. Setelah era Khulafa Ar-Rasyidin berakhir, kota itu berada dalam kekuasaan Dinasti Umayyah (650-750 M), lalua dilanjutkan Dinasti Abbasiyyah (750-969), hingga Dinasti Fatimiyah.
Kota Elia lalu direbut pasukan tentara Perang Salib pada 1099 M dari kekuasaan Khalifah Al-Musta’li. Umat Islam, Yahudi, dan bahkan Kristen pun dibantai tentara Perang Salib. Umat Islam kembali berhasil merebut kembali Masjdil Aqsha pada 1187 M di bawah komando pahlawan perang Islam, Salahuddin Al-Ayubi.
Kedamaian kembali tercipta di kota itu. Pada 1243, kota itu jatuh kembali ke tangan tentara Salib. Pada 1517, Masjidil Aqsha kembali dikuasai Kesultanan Turki Usman. Kota itu terlepas dari genggaman kekuasaan umat Islam setelah Turki kalah dalam Perang Dunia I.
Kini, Masjidil Aqsha dikuasai Zionis Israel. Umat Islam pun selalu dihalang-halangi untuk shalat di masjid itu. Israel pun secara sengaja terus mencoba menghancurkan Masjid Al-Aqsa dengan membangun terowongan di bawah masjid itu. Akibatnya, sudah banyak bagian Masjidil Aqsha yang rusak.
1 Response to "Khalifah Umar bin Khattab dan Kota Elia, Inilah Jaminan Khilafah Kepada Nashrani "
RAMALAN PAUS: NATAL ADALAH SEBUAH SANDIWARA, AKHIRNYA MENJADI KENYATAAN DI PULAU KORSIKA, PRANCIS!
Sebaliknya pernyataan keprihatin tersebut terkadang terbalik dengan kenyataan seperti dimana-mana terjadinya pertempuran dan pengeboman yang jadi sasaran adalah kebanyakkan kaum wanita dan anak-anak yang tidak berdosa:
Pernyataan keras dilontarkan Paus Fransiskus saat khotbahnya beberapa waktu lalu.
"Natal adalah sebuah sandiwara! Natal menjadi kosong tanpa makna di dunia yang memilih perang," ujar Paus.
Pernyataan keras ini disampaikan Paus menanggapi aksi kekerasan beberapa waktu terakhir.
"Natal lebih banyak soal lampu warna-warni , pesta, pohon Natal dan adegan kelahiran ... itu semua sandiwara . Dunia terus berperang . Dunia belum memilih jalan damai , " katanya dalam Misa di kapel kediaman Santa Marta.
http://manado.tribunnews.com/2015/11/22/natal-adalah-sebuah-sandiwara-pernyataan-keras-paus-fransiskus
DI HARI NATAL, AGAMA 'KASIH' INI SERBU MASJID DAN MEMBAKAR AL QURAN
Para pengunjuk rasa menyerbu sebuah tempat ibadah Muslim, membuang dan membakar kitab-kitab al-Qur`an pada hari Jumat (25/12/2015) di Pulau Korsika, menyusul kekerasan yang mengakibatkan dua petugas pemadam kebakaran dan seorang polisi terluka, kata pihak kepolisian.
Ketegangan memuncak di kota Ajaccio pada Hari Natal setelah dua petugas damkar dan seorang polisi terluka pada hari sebelumnya di daerah Jardins de L’Empereur, sebuah kawasan penduduk berpendapatan rendah ketika “sejumlah pemuda bertudung kepala (hoodie)” menyergap aparat, kata pihak berwenang.
Dilansir AFP, pada hari Jumat siang sekitar 150 orang berkumpul di depan markas kepolisian di ibukota guna menunjukkan dukungan kepada polisi dan damkar, kata pejabat terkait dalam sebuah pernyataan.
Namun, sebagian orang dari kerumunan itu kemudian memisahkan diri untuk bergabung dengan 600 orang lain yang bergerak menuju pemukiman di Jardins de L’Empereur di mana bentrokan terjadi malam sebelumnya.
Mereka meneriakkan slogan-slogan dalam bahasa Korsika yang antara lain artinya “Orang Arab keluar!” dan “Ini rumah kami!”, lapor koresponden AFP.
Di sekitar lokasi unjuk rasa itu ada sebuah tempat ibadah Muslim. Sejumlah orang kemudian memecahkan kaca pintu dan menyerbu masuk ke dalam tempat shalat itu dan membakar buku-buku yang ada, termasuk kitab-kitab al-Qur`an, kata seorang pejabat pemerintah daerah Francois Lalane.
http://www.perawangpos.com/2015/12/di-hari-natal-agama-ini-serbu-mesjid.html
Post a Comment