-->

Ini Tujuh Jurus Perang Siber Yang Paling Mematikan



Dakwah Media - Ada yang tidak berubah dari kelakuan pasukan siber satu kelompok saat hadapi situasi perang siber saat ini. Kelompok ini menggunakan tujuh jurus andalan dalam bersilat jempol di media sosial. Lima jurus itu dapat diurai sebagai berikut;
  1. Sekecil apapun temukan celah kesalahan lawan yang hendak dijadikan target operasi perang.
  2. Viral kan kesalahan tersebut di media sosial dengan cara:
    • Satu akun resmi yang dipegang Opinion Leader memposting di media sosial. Perlu akun resmi yang dikenal khalayak luas untuk menyampaikan agar kesalahan target ‘terkesan’ bukan hoax tapi berbasis fakta dan realitas.
    • Ramaikan dengan akun robot. Akun robot bertugas mention (menyenggol) akun resmi lainnya, terutama Opinion Leader di media sosial.
    • Buat meme, karikatur, komik, short video  dll. Sebarkan dan tekan terus opini di media sosial dengan massif dan bertubi-tubi.
    • Hancurkan mental orang yang menjadi target dengan menggunakan kata kasar, telusuri rekam jejaknya, serang dari kesalahan masa lalunya, cari kesalahan keluarganya. Bully terus menerus dan lawan ramai-ramai (dengan akun robot) siapa saja orang yang membelanya.
    • Ramaikan lagi melalui berita web abal-abal sebagai penopang.
    • Dekati beberapa wartawan on line untuk beritakan (dengan dibayar).
    • Media online meliput, jadilah berita ini seolah-olah resmi dan tidak hoax.
    • Sesekali keluar menjadi berita di stasiun TV Nganu, biar terkesan ini ‘masalah serius’.
    • Tetangga media sebelah juga pasti resah, ingin ikut juga beritakan hal serupa.
    • Akhirnya, publik merasa ini hal penting dan mengandung kebenaran.
  3. Proses berjalan, siapkan dan temukan target baru. Ini semacam ‘skoci penyelamat’ jika opini sesat yang diluncurkan cacat, mengandung kesalahan dan kelemahan sehingga mendapat serangan balik.
  4. Alihkan serangan balik dengan menciptakan opini baru yang dimunculkan dan diviralkan melalui 3 jurus di atas. Begitu seterusnya…
  5. Pilih target yang paling lemah dan berselancar sendirian di media sosial. Rusa yang menyendiri dan lepas dari kelompoknya yang paling mudah diterkam harimau atau disasar bidikan peluru pemburu.
  6. Lakukan terus menerus tahap 1 sd 3 hingga:
    • Target menjadi kawan. Ingat kasus Papa minta saham?
    • Target tutup akun media sosial
    • Target jarang buat status
    • Target buat status yang lemah
    • Bikin akun lain takut untuk menyerang.
  7. Jika kepepet dan terdesak, jangan khawatir ada kekuasaan tertentu yang siap memback up. Termasuk memback up dana operasi.
7 jurus perang siber ini yang hendak kembali digunakan pada seorang Habib sebagai target operasi perang siber. Sebenarnya tidak ada yang salah, tapi ada celah meramaikan “Fitsa Hats” menjadi seolah-olah masalah.
fitsa-hats


Sekarang silahkan cek status Anda masing-masing. Jika tone status Anda di media sosial ikut bertendensi membully (mulai dari yang lucu, sampai yang nyinyir), dipastikan Anda adalah korban perang siber kelompok ini.
7 jurus perang siber itu pula yang digunakan pada perang siber tahun 2012 dan 2014. Hasilnya, dua kali peperangan siber itu berhasil dimenangkan. Demokrasi sudah dibajak oleh para robot-robot virtual yang dikendalikan oleh petualang dekil.

Pengamatan saya, situasi saat ini tahun 2016/2017 sangat jauh berbeda dengan situasi tahun 2012 dan 2014. Al-Maidah 51 telah merubah semuanya. Al-Maidah 51 telah menyatukan hati umat Islam (khusus yang terpanggil hatinya) dalam ikatan batin yang kuat melalui Aksi Bela Islam 212.

    Beberapa aktor perang siber yang berhasil memenangkan peperangan pada tahun 2012 dan 2014 yang terpanggil hatinya, karena merasa agama dan keyakinannya dihina inilah yang membuka cerita modus operation perang siber tersebut.
    Saat ini situasi sudah berubah. Kelompok yang selalu terdesak, ditekan, dipojokkan, dihina, difitna, dicaci, dimaki, atau dibully sebagai korban perang siber 2012 dan 2014 bangkit memberi perlawanan.
    Di udara kelompok ini berhasil memukul mundur robot-robot virtual yang biasa nyinyir dan berisik hingga tidak berkutik. Di darat lebih dahsyat, 7 juta orang berkumpul dengan damai, aman, tertib, sejahtera, sentosa, bahagia dan gembira. Sementara kelompok lainnya, mengumpulkan massa dengan paksa, disertai dengan kelakuan tercela.
    Terdesak di darat dan udara, keluarlah fatwa “Awas Hoax” untuk melokalisir tekanan jangan sampai meluas. Sambil diam-diam terus menyebar hoax agar tercipta kondisi bahwa hoax sangat mengancam kemanusiaan, HAM dan Demokrasi. Prekkkk… Jangan mudah percaya. Bilang aja, blegedesshhhh kabeh.
    Di Jakarta sejumlah spanduk ‘hoax’ mulai bertebaran di sejumlah tempat. Isinya mendukung salah satu pasangan calon Gubernur/Wakil DKI Jakarta. Pesannya cenderung rasis. Belakangan  spanduk itu dibantah sebagai spanduk resmi pasangan bersangkutan.
    vivacoid

    berita-anies-sandi
    Hati-hati, ini modus baru jenis hoax di darat yang akan diviralkan menjadi bahan perang di media sosial. Hoax di darat mulai diaktivasi setelah beberapa jenis hoax di media sosial dapat dideteksi modus operandinya.
    Sampai kapan publik dikendalikan terus oleh opini sesat bentukan pasukan robot media sosial untuk kepentingan kelompok tertentu ini? Sampai Anda sadar bahwa Anda punya akal sehat. Kembali ke akal sehat. Karena akal sehat yang akan membimbing Anda  menemukan jawaban, bahwa;
    “Ada kejahatan dan niat busuk dalam setiap opini politik yang mendadak viral di media sosial…”
    Maka…
    Afala ta’qiluun = Apakah kalian tidak menggunakan akal?
    Afala tatafakkaruun = Apakah kalian tidak berfikir?
    Afala yatadabbarun = Apakah kalian tidak menelaah?
    La’allakum ta’qiluun = Agar kalian memahaminya
    La’allakum tadzakkaruun = Agar kalian mengambil pelajaran

    Oleh : DR  Iswandi Syahputra.

    0 Response to "Ini Tujuh Jurus Perang Siber Yang Paling Mematikan"

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel

    Plis Like Fanpage Kami ya
    close