-->

Negeri 2 Watt


Dakwah Media - Terinspirasi berbagai persoalan yang menimpa umat Islam. Judul ini bisa kita bawa kemana saja,  dan untuk membahas apa saja,  termasuk dalam hal ini membahas Negara Indonesia tercinta ini.  Setelah tiga Bulan penuh negri muslim terbesar ini dibuat larut dengan kasus penistaan Al-qur'an yang penyelesaiannya pun tak kunjung selesai. Seakan-akan umat Islam sedang dipermainkan. 

Belum tuntas satu kasus,  umat Islam dihadapkan dengan kasus lain, bom panci yang lagi-lagi menyudutkan umat Islam. untuk memberikan stigma bahwa Islam itu sangat mengerikan. Bahkan sudah menjadi agenda tetap diakhir dan awal tahun isu teroris pun dilempar lagi. ditambah dengan kasus sweeping club malam Sosial Kitchen Solo,  dengan ditangkapnya wartawan Panjimas Ranu Muda semakin melengkapi buramnya nasib umat Islam di Indonesia. 

Sebut saja Nurul Fahmi yang ditangkap setelah aksi tgl 16 Januari 2017, dengan kasus pelecehan bendera merah putih karena ditulisi kalimat syahadat. Kemudian upaya kriminalisasi Habib Rizieq Shihab yang nampak sekali kalau dicari-cari.  Bahkan beberapa kalangan memberikan analisa bahwa kondisi pemerintah sekarang dalam kondisi under attach (dibawah tekanan)  demikian Juga yang terjadi pada tubuh Polri yang alih-alih memberikan pengayoman untuk rakyat melainkan mereka menjadi Benteng untuk melawan rakyat. 

Mudah sekali memperkarakan umat Islam dengan dibenturkan ke Islam garis keras / Islam radikal,  ditambah polesan anti NKRI ataupun anti Pancasila maka dengan mudah umat ini dibekuk. Seakan-akan hanya para penguasa dan pendukung nya lah yang paling ber-bhineka dan yang paling NKRI. Nah,  umat Islam ada dimana?  Umat Islam di posisikan sebagai masyarakat mayoritas yang intoleran dan anti kebhinekaan. Dan dikatan tidak berjiwa nasionalis. 

Disinilah yang patut dipertanyakan,  nadionalis seperti apa?  Menurut Wikipedia Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation ) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.

Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" ( political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menanggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.

Namun, penjagaan NKRI ini sepertinya hanya omong kosong belaka. Menciptakan dan mempertahankan kedaulatan juga hanya tipu-tipu penguasa. Lihat saja,  proyek reklamasi teluk Jakarta untuk siapa?  Siapa pula yang menguasai pertambangan minyak di Indonesia?  Alih-alih untuk mensejahterakan rakyatnya, semua dijual ke Asing untuk mempertebal saku para penguasa saat perjanjian di teken. 

Nasionalisme, kebhinekaan, NKRI tidak lebih sebagai jargon saja. Dan paham itu digunakan jika umat Islam mulai gerah dengan kondisi yang ada.  Para ulama dan cendekiawan serta politikus yang masih lurus dituduh makar jika mereka mengkritik penguasa dan turun bersama umat untuk menuntut keadilan. 

Jadi bukan suatu hal aneh jika negri Muslim terbesar di dunia ini disebut negeri setengah nasionalis, karena baju nasionalis itu suatu saat dipakai dan suatu saat dilepas. Setengah hati menyelesaikan kasus yang menimpa umat Islam. Setengah hati pula menjaga akidah,  keamanan,  kesehatan,  dan kesejahteraan rakyatnya. 

Peringatan-peringatan pun dikirim oleh Sang Pencipta,  mulai dari gempa bumi,  banjir bandang dan beberapa kali peswat milik TNI jatuh.  Namun sayang,  penguasa negri ini tidak menyadarinya. Umat Islam tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Maka umat Islam sendiri harus yang harus berjuang menentukan nasib sendiri.  Karena semua tahu bahwa untuk menang maka harus bertanding, mungkin tidak cukup dengan sekali bertanding. Maka umat harus istiqomah,  terus berjuang dan berdoa,  sampai ketetapan Alloh untuk mengembalikan kejayaan Umat Islam datang.  

Oleh: Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice) 

0 Response to "Negeri 2 Watt"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Plis Like Fanpage Kami ya
close