DONALD TRUMP: ADIGANG, ADIGUNG, LAN ADIGUNA
Dakwah Media - Dalam falsafah Jawa sifat adigang adigung adiguna adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mempunyai sifat angkuh dan sombong. Keangkuhan dan kesombongannya sangat luar biasa, bahkan di luar batas kewajaran. Adigang merupakan sifat seseorang yang suka menyombongkan kekuatan, kekuasaan, jabatan, pangkat kewenangan, atau otoritas. Sikap ini diwujudnyatakan dalam tindakan yang otoriter, sewenang-wenang, bahkan suka main hakim sendiri, tanpa melihat nilai moral yang terkandung di dalamnya. Manusia yang memiliki sifat ini selalu berusaha menempatkan dirinya sebagai pribadi yang berkekuatan tunggal dan yang tak tersaingi. Dia menganggap keberadaannya sebagai pribadi yang paling berkuasa. Tentu sifat ini membawa konsekuensi yang tidak selalu baik. Sebab, jika ada orang yang menampilkan diri sebagai pesaing, maka ia dianggap sebagai musuh yang harus disingkirkan.
Adigung adalah suatu sifat manusiawi yang terlalu menekankan aspek kekayaan, harta, martabat, atau harga diri. Manusia yang memiliki sifat ini selalu mengukur segala-galanya berdasarkan uang atau materi. Dari sini dapat dilihat bahwa ia menjadi pribadi yang sangat materialistis. Dengan uang ia yakin bahwa segala sesuatu bisa dilakukan. Keyakinan ini membawa akibat pada diri sendiri dan orang lain. Ia menjadi ketergantungan pada materi dan tak dapat berbuat apa-apa tanpanya. Sedang bagi orang lain, ia akan memandang mereka kecil dan tak berarti.
Adiguna adalah sifat seseorang yang terlalu mengagung-agungkan bakat dan kepandaian yang dimiliki. Ia yang memiliki sifat manusiawi ini menganggap diri sebagai pribadi yang paling pandai dan berbakat. Tentunya, sikap ini membawa orang jatuh pada kesombongan yang haus akan penghargaan diri. Akibatnya, orang lain dianggapnya bodoh dan tak berkemampuan.(http://dwimelur.blogspot.co.id/2011/03/pembalikan-makna-falsafah-jawa-adigang.html ).
Fenomena Donald Trump
Fenomena Donald Trump merupakan sesuatu yang amat mengesalkan bagi warga dunia. Ia dengan angkuhnya selalu menyanjung-nyanjung negerinya dan menghina warga kulit hitam, kulit berwarna, dan masyarakat muslim. Ia menyerukan agar warga Muslim, kulit hitam, dan keturunan Spanyol untuk hengkang dari Amerika Serikat. Ia mengatakan bahwa Amerika akan terus menjadi negara hebat. Donald Trump adalah bukti kesombongan sebagian warga Amerika. Selama ini orang kulit putih merasa dirinya paling baik di antara bangsa-bangsa lainnya di dunia. Orang kulit putih merasa dirinya menanggung beban untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia sehingga disebut “white men’s burden”. Trump hanyalah salah-satu bukti dari arogansi orang kulit putih. Dahulu kita mengenal Klu Klux Klan, organisasi kulit putih yang sangat berbahaya yang tanpa ragu menculik dan membunuh orang kulit hitam serta membakar rumah-rumahnya.(http://www.kompasiana.com/hanvitra/donald-trump-hitler-baru).
Salah satu kebijakan Donald Trump yang langsung diimplementasikan adalah Muslim Ban (larangan muslim).Walau disebut secara eksplisit, namun kebijakan ini mulai diterapkan diakhir Januari. Persis seminggu pelantikannya. Trump sejak kampanyenya pada November 2015 menyerukan pelarangan total dan menyeluruh atas kaum muslimin masuk ke Amerika. Trump juga menginginkan adanya penggunaan kartu khusus untuk kaum muslimin untuk mengidentifikasi agama mereka. Ia juga menyerukan pengawasan masjid-masjid di Amerika Serikat.(BBC Arbic,7/12/2015).
Kebijakan ini langsung mendapatkan reaksi brutal dari pendukung Trump, salah satunya adalah peristiwa pembakaran Masjid Islamic Center of Victoria dinegara bagian Texas pada 28 Januari 2017 lalu,menyusul perampokan yang terjadi seminggu sebelumnya. Dalam waktu yang hampir bersamaan juga dalam pekan lalu, umat Islam di negara Barat juga menjadi sasaran teror. Sebagaimana yang dilaporkan BBC online (30/1) sebanyak enam orang meninggal dunia dan delapan lainnya mengalami luka-luka dalam insiden penembakan di kota Quebec, Kanada, pada Ahad (29/1) malam waktu setempat. (Media Umat,edisi 3-16 Februari 2017)
Buah Islamophobia
Sebagaimana yang disampaikan oleh Nazreen Nawas anggota Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir, menyatakan Islamophobia sedang berkembang diseluruh negara-negara Eropa dan negara-negara sekuler Barat merupakan buah dari monsterisasi tanpa henti terhadap Islam dan kaum muslim. Islamophobia yang masif belakangan ini patut dicurigai sebagai propaganda sistematis daari negara-negara Barat terhadap Islam. Sangat mungkin, hal ini muncul sebagai cerminan dan ketakutan Barat melihat Islam sebagai alternatif dunia bagi kapitalisme yang sedang sekarat saat ini.Ini ditandai dengan meningkatnya warga negara Barat yang memeluk agama Islam sebagai solusi dalam kehidupan.
Makin seriusnya umat Islam untuk mempertimbangkan Syariah Islam sebagai solusi kehidupan akibat kegagalan Ideologi sekuler di negeri-negeri Islam tentu sangat mengkhawatirkan Barat. Untuk mencegah hal ini, negara-negara Barat merasa perlu membangun stigma negatif terhadap ajaran Islam, terutama yang berhubungan dengan Syariah Islam. Jelasnya Kebangkitan umat Islam akan sulit dibendung oleh Barat yang sedang dalam keadaan sakit parah akibat kapitalisme mereka sendiri.Kapitalisme Diujung Tanduk, Khilafah Didepan Mata !. (Media Umat,edisi 3-16 Februari 2017).
Related
Fenomena Donald Trump
Fenomena Donald Trump merupakan sesuatu yang amat mengesalkan bagi warga dunia. Ia dengan angkuhnya selalu menyanjung-nyanjung negerinya dan menghina warga kulit hitam, kulit berwarna, dan masyarakat muslim. Ia menyerukan agar warga Muslim, kulit hitam, dan keturunan Spanyol untuk hengkang dari Amerika Serikat. Ia mengatakan bahwa Amerika akan terus menjadi negara hebat. Donald Trump adalah bukti kesombongan sebagian warga Amerika. Selama ini orang kulit putih merasa dirinya paling baik di antara bangsa-bangsa lainnya di dunia. Orang kulit putih merasa dirinya menanggung beban untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia sehingga disebut “white men’s burden”. Trump hanyalah salah-satu bukti dari arogansi orang kulit putih. Dahulu kita mengenal Klu Klux Klan, organisasi kulit putih yang sangat berbahaya yang tanpa ragu menculik dan membunuh orang kulit hitam serta membakar rumah-rumahnya.(http://www.kompasiana.com/hanvitra/donald-trump-hitler-baru).
Kebijakan ini langsung mendapatkan reaksi brutal dari pendukung Trump, salah satunya adalah peristiwa pembakaran Masjid Islamic Center of Victoria dinegara bagian Texas pada 28 Januari 2017 lalu,menyusul perampokan yang terjadi seminggu sebelumnya. Dalam waktu yang hampir bersamaan juga dalam pekan lalu, umat Islam di negara Barat juga menjadi sasaran teror. Sebagaimana yang dilaporkan BBC online (30/1) sebanyak enam orang meninggal dunia dan delapan lainnya mengalami luka-luka dalam insiden penembakan di kota Quebec, Kanada, pada Ahad (29/1) malam waktu setempat. (Media Umat,edisi 3-16 Februari 2017)
Buah Islamophobia
Sebagaimana yang disampaikan oleh Nazreen Nawas anggota Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir, menyatakan Islamophobia sedang berkembang diseluruh negara-negara Eropa dan negara-negara sekuler Barat merupakan buah dari monsterisasi tanpa henti terhadap Islam dan kaum muslim. Islamophobia yang masif belakangan ini patut dicurigai sebagai propaganda sistematis daari negara-negara Barat terhadap Islam. Sangat mungkin, hal ini muncul sebagai cerminan dan ketakutan Barat melihat Islam sebagai alternatif dunia bagi kapitalisme yang sedang sekarat saat ini.Ini ditandai dengan meningkatnya warga negara Barat yang memeluk agama Islam sebagai solusi dalam kehidupan.
Makin seriusnya umat Islam untuk mempertimbangkan Syariah Islam sebagai solusi kehidupan akibat kegagalan Ideologi sekuler di negeri-negeri Islam tentu sangat mengkhawatirkan Barat. Untuk mencegah hal ini, negara-negara Barat merasa perlu membangun stigma negatif terhadap ajaran Islam, terutama yang berhubungan dengan Syariah Islam. Jelasnya Kebangkitan umat Islam akan sulit dibendung oleh Barat yang sedang dalam keadaan sakit parah akibat kapitalisme mereka sendiri.Kapitalisme Diujung Tanduk, Khilafah Didepan Mata !. (Media Umat,edisi 3-16 Februari 2017).
Oleh : Rahmat Abu Zaki (Aktifis Islam di Bojonegoro)
Plis Like Fanpage Kami ya
0 Response to "DONALD TRUMP: ADIGANG, ADIGUNG, LAN ADIGUNA"
Post a Comment