-->

Hikmah dari Sebuah Pertanyaan



Dakwah Media - Tadi siang saya mengajar mata pelajaran Akhlak di kelas Takhassus. Kelas khusus bagi siswa lulusan SMP/Mts dari luar pondok yang akan melanjutkan ke Madrasah Aliyah di pondok al Ishlah Bondowoso. Kelas ini hanya setahun lamanya. Bertujuan untuk memahami materi keagamaan dan bahasa Arab yang diajarkan di Mts al Ishlah. Setelah lulus dari kelas ini,  maka siswa diperbolehkan masuk di tingkatan MA.

Salah satu hadits akhlak yang tadi saya sampaikan di kelas adalah hadits :
Asmâ’ Radhiyallahu ‘anha - waktu itu ibunya masih musyrik- bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, ibuku datang kepadaku ingin (silaturahmi). Apakah aku boleh menyambung hubungan dengan ibuku?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ”Ya, sambunglah (silaturahmi).”

Related


Saya jelaskan kepada para peserta didik, bahwa meskipun orang tua kita non muslim, kita tetap harus menjalin silaturahmi dengan mereka. Nah, apalagi kalau orang tua kita muslim. Tentu sangat dianjurkan. Bahkan diwajibkan. Ternyata, penjelasan saya membekas di salah satu murid saya. Ketika pelajaran selesai dan saya sedang berjalan menuju ruang guru, dia mengejar saya. Ada yang mau dia tanyakan.

Awalnya, dia bertanya tentang amalan sholeh yang bisa membalas semua jasa orang tua kita. Saya sampaikan padanya,  bahwa tidak ada amalan yang bisa membalas seluruh jasa orang tua kita. Karena itu,  kita harus banyak-banyak berbakti kepada kedua orang tua kita. Baik mereka masih hidup,  maupun setelah mereka meninggal dunia.

Kemudian dia bertanya tentang  hukum menjalin silaturahmi dengan orang tua yang telah lama berpisah. Saya katakan kepadanya bahwa silaturhami dengan orang tua adalah wajib hukumnya. Saya pun balik bertanya kepadanya. Saya tanyakan latar belakang ia bertanya tentang hal tersebut.

Dengan mata berkaca-kaca, dia bercerita kalau mulai dari kecil telah ditelantarkan ayahnya. Selama ini ia diasuh oleh bibinya. Lalu sang bibi melarangnya untuk bersilaturahmi dengan ayahnya. Karena ayahnya dianggap tidak bertanggung jawab. Murid asal Ambon ini kembali bertanya,

"Apakah saya wajib bersilaturahmi dengan ayah saya, meski perbuatannya seperti itu kepada saya?"
Dengan suara parau menahan air mata, saya menjawab:

"Ya nak,  kamu tetap wajib bersilaturahmi dengan ayahmu. Jika ada kesempatan muliakanlah beliau dengan adab yang baik. Jangan pernah kita membuat perhitungan untung dan rugi ketika kita berusaha menyenangkan hati orang tua. Karena jika orang tua bahagia karena bakti anaknya kepadanya, ia akan berdoa dengan doa yang mustajab untuk kebaikan anaknya di dunia dan akhirat.”
Setelah mengucapkan terimakasih, dia kembali ke kelasnya. Saya melanjutkan perjalanan ke ruang guru dengan perasaan sedih. Hati saya tersentuh dengan kisah hidupnya. Tersentuh dengan pertanyaannya yang tulus itu.

Ya Allah,  jadikan hamba ayah yang bertanggung jawab kepada istri dan anak-anak hamba. Amin.

#kota tape dan republik kopi,  07022017

Oleh: Febry Suprapto (Guru Mts/MA Al Ishlah Bondowoso)


Plis Like Fanpage Kami ya

Related Posts

0 Response to "Hikmah dari Sebuah Pertanyaan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close