Kesal Pemerintah Budek, Warga Lebak Tanam Pohon Pisang Di Jalan Rusak
Dakwah Media - Puluhan warga Desa Cilangkahan, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Banten, melakukan unjuk rasa dan memblokade ruas jalan nasional Malingping-Bayah yang rusak parah.
Warga yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Cilangkahan (Apec) memprotes dengan cara beramai-ramai menanam pohon pisang di tengah jalan, Rabu (8/2).
Kerusakan parah terlihat di jalan nasional yang baru selesai diperbaiki oleh pemerintah pusat melalui BPJN (Balai Pemelihara Jalan Nasional) wilayah VI Dirjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR). Meski perbaikan itu menelan anggaran puluhan miliar rupiah, kini jalan kembali rusak parah hingga menyerupai kubangan kerbau.
Warga menuntut agar pemerintah bertanggung jawab segera memperbaiki jalan nasional yang baru saja dibenahi sebulan lalu itu. Secara khusus, warga meminta aparat penegak hukum untuk menangkap mafia jalan nasional di wilayah Lebak selatan.
"Masa iya jalan yang baru selesai dibangun beberapa bulan lalu sudah rusak lagi? Apalagi sebabnya kalau anggarannya tidak dikorupsi?" ujar koordinator aksi, Yeni Mulyani. Warga juga mendesak Kejaksaan Agung dan KPK untuk menyelidiki dugaan korupsi dalam pembangunan ruas jalan nasional di Lebak selatan yang sarat dengan kejanggalan.
Dalam aksi yang mendapat pengawalan aparat TNI-Polri itu, para pengunjuk rasa mengancam akan melakukan penyisiran terhadap kendaraan raksasa yang melintas di ruas jalan nasional itu.
"Perbaikan jalan yang dilakukan selama ini terkesan asal-asalan dan tidak berkualitas, ditambah lagi kendaraan raksasa yang masih bebas melintas," ujar Yeni.
Pihaknya berharap Kementerian PUPR tidak tinggal diam menyikapi kerusakan jalan yang belum lama selesai itu.
"Kami akan terus melakukan aksi sampai kuping budek para pejabat terkait, khususnya di Kementerian PUPR, mendengar," ketusnya.
Warga lainnya, Rahman (40), mengatakan bakal terus melakukan aksi serupa agar tuntutan warga Lebak selatan yang sudah lama menderita akibat kerusakan infrastruktur di kawasan Malingping didengar oleh pejabat pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Pusat.
"Kami terpaksa melakukan aksi blokade jalan, karena sudah beberapa kali kami melayangkan surat protes tidak ada tanggapan dari Dishub Pemprov Banten dan Kementerian PUPR," jelasnya.
Di tengah unjuk rasa, beberapa petugas gabungan dari Polsek di wilayah selatan Kabupaten Lebak mencoba bernegosiasi dengan warga agar memperbolehkan kendaraan truk melintas demi mengurangi kemacetan. Namun, warga menolak permintaan polisi.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten, Robby Cahyadi, menjelaskan, ruas jalan Malingping-Bayah masih menjadi tanggung jawab dari kontraktor PT Conbloc alias masih dalam masa pemeliharaan perusahaan itu. Pihaknya meminta kepada PT Conbloc untuk segera memperbaiki ruas jalan tersebut.
"Jalan itu masih tanggung jawab dari PT Conbloc, dan kami minta kontraktor itu untuk segera memperbaiki," ujar Robby. [rmol]
Related
Warga menuntut agar pemerintah bertanggung jawab segera memperbaiki jalan nasional yang baru saja dibenahi sebulan lalu itu. Secara khusus, warga meminta aparat penegak hukum untuk menangkap mafia jalan nasional di wilayah Lebak selatan.
"Masa iya jalan yang baru selesai dibangun beberapa bulan lalu sudah rusak lagi? Apalagi sebabnya kalau anggarannya tidak dikorupsi?" ujar koordinator aksi, Yeni Mulyani. Warga juga mendesak Kejaksaan Agung dan KPK untuk menyelidiki dugaan korupsi dalam pembangunan ruas jalan nasional di Lebak selatan yang sarat dengan kejanggalan.
Dalam aksi yang mendapat pengawalan aparat TNI-Polri itu, para pengunjuk rasa mengancam akan melakukan penyisiran terhadap kendaraan raksasa yang melintas di ruas jalan nasional itu.
"Perbaikan jalan yang dilakukan selama ini terkesan asal-asalan dan tidak berkualitas, ditambah lagi kendaraan raksasa yang masih bebas melintas," ujar Yeni.
Pihaknya berharap Kementerian PUPR tidak tinggal diam menyikapi kerusakan jalan yang belum lama selesai itu.
"Kami akan terus melakukan aksi sampai kuping budek para pejabat terkait, khususnya di Kementerian PUPR, mendengar," ketusnya.
Warga lainnya, Rahman (40), mengatakan bakal terus melakukan aksi serupa agar tuntutan warga Lebak selatan yang sudah lama menderita akibat kerusakan infrastruktur di kawasan Malingping didengar oleh pejabat pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Pusat.
"Kami terpaksa melakukan aksi blokade jalan, karena sudah beberapa kali kami melayangkan surat protes tidak ada tanggapan dari Dishub Pemprov Banten dan Kementerian PUPR," jelasnya.
Di tengah unjuk rasa, beberapa petugas gabungan dari Polsek di wilayah selatan Kabupaten Lebak mencoba bernegosiasi dengan warga agar memperbolehkan kendaraan truk melintas demi mengurangi kemacetan. Namun, warga menolak permintaan polisi.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten, Robby Cahyadi, menjelaskan, ruas jalan Malingping-Bayah masih menjadi tanggung jawab dari kontraktor PT Conbloc alias masih dalam masa pemeliharaan perusahaan itu. Pihaknya meminta kepada PT Conbloc untuk segera memperbaiki ruas jalan tersebut.
"Jalan itu masih tanggung jawab dari PT Conbloc, dan kami minta kontraktor itu untuk segera memperbaiki," ujar Robby. [rmol]
Plis Like Fanpage Kami ya
0 Response to "Kesal Pemerintah Budek, Warga Lebak Tanam Pohon Pisang Di Jalan Rusak"
Post a Comment