Klarifikasi Ketua KPU Jakarta atas Tudingan Ngumpet-ngumpet Bertemu Ahok
Dakwah Media - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta Sumarno akhirnya angkat bicara setelah sejumlah media massa dan media sosial menyebarkan berita seakan-akan dirinya mengadakan pertemuan tertutup dengan Ahok dan timnya.
Sumarno mengaku kemarin bersama Bu Dahlia dan Ketua Bawaslu memang diundang dalam Raker Tim Basuki Djarot yang bertempat di hotel Novotel Gajahmada sebagai nara sumber untuk menjelaskan tahapan Pilkada Putaran Kedua.
Sumarno bahkan menjelaskan bahwa dirinya sempat menyampaikan perihal undangan ini ke kawan-kawan komisioner DKI lainnya dan bertanya siapa yang bisa hadir.
Bahkan Sumarno juga mengaku sempat berdiskusi juga apakah undangan ini perlu dihadiri apa tidak. "Akhirnya kami berdua yang hadir setelah mendapat kepastian bahwa Ketua Bawaslu juga diundang. Jadi tidak benar kalau kami ikut rapat tertutup mereka, apalagi rapat bareng Pak Ahok seperti pemberitaan di medsos," ungkap Sumarno.

Menurut rundown acara, sebelum sesi KPU DKI bersama Bawaslu memang ada sesinya Pak Ahok. "Tapi kami juga tak ketemu dia. Istilah kepergok wartawan, seperti yang beredar di medsos juga tak tepat karena saat saya sampai lobi hotel banyak wartawan yang wawancara hingga ikut juga masuk lift. Jadi tak ngumpet-ngumpet lantas ketahuan wartawan, tapi interview seperti biasanya," jelas Sumarno.
Menurut Sumarno, kehadirannya penting sebagai momentum untuk mengklarifikasi posisi KPU DKI sebagai penyelenggara yang netral dan tak berpihak pada calon tertentu, sebagaimana opini yang selama ini sengaja disebarkan pihak-pihak tertentu.
"Alhamdulillah, walau suasananya panas karena berbagai tuduhan ditujukan pada KPU DKI akhirnya semua bisa dijelaskan denga baik. Di akhir acara banyak yang minta maaf karena selama acara banyak hate speech yang terlontar. Bahkan mereka kemudian bersalaman dan minta foto bareng saya", tambah Sumarno.
Sumarno juga menjelaskan bahwa usai acara berlangsung dan ketika akan meninggalkan Novotel, masih banyak wartawan yang menunggu dan meminta penjelasan apa saja yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
"Kami hadir sebagai narasumber untuk sosialisasi tahapan putaran kedua. Undangan ke KPU DKI dari Tim Paslon bukan pertama kali ini tetapi sudah beberapa kali, khususnya menjelang putaran pertama yang berasal dari Tim Paslon 1, 2 dan 3. Misalnya untuk sosialisasi tahapan atau Bimtek Saksi", tutup Sumarno. [ni]
Sumarno mengaku kemarin bersama Bu Dahlia dan Ketua Bawaslu memang diundang dalam Raker Tim Basuki Djarot yang bertempat di hotel Novotel Gajahmada sebagai nara sumber untuk menjelaskan tahapan Pilkada Putaran Kedua.
Sumarno bahkan menjelaskan bahwa dirinya sempat menyampaikan perihal undangan ini ke kawan-kawan komisioner DKI lainnya dan bertanya siapa yang bisa hadir.
Bahkan Sumarno juga mengaku sempat berdiskusi juga apakah undangan ini perlu dihadiri apa tidak. "Akhirnya kami berdua yang hadir setelah mendapat kepastian bahwa Ketua Bawaslu juga diundang. Jadi tidak benar kalau kami ikut rapat tertutup mereka, apalagi rapat bareng Pak Ahok seperti pemberitaan di medsos," ungkap Sumarno.

Menurut rundown acara, sebelum sesi KPU DKI bersama Bawaslu memang ada sesinya Pak Ahok. "Tapi kami juga tak ketemu dia. Istilah kepergok wartawan, seperti yang beredar di medsos juga tak tepat karena saat saya sampai lobi hotel banyak wartawan yang wawancara hingga ikut juga masuk lift. Jadi tak ngumpet-ngumpet lantas ketahuan wartawan, tapi interview seperti biasanya," jelas Sumarno.
Menurut Sumarno, kehadirannya penting sebagai momentum untuk mengklarifikasi posisi KPU DKI sebagai penyelenggara yang netral dan tak berpihak pada calon tertentu, sebagaimana opini yang selama ini sengaja disebarkan pihak-pihak tertentu.
"Alhamdulillah, walau suasananya panas karena berbagai tuduhan ditujukan pada KPU DKI akhirnya semua bisa dijelaskan denga baik. Di akhir acara banyak yang minta maaf karena selama acara banyak hate speech yang terlontar. Bahkan mereka kemudian bersalaman dan minta foto bareng saya", tambah Sumarno.
Sumarno juga menjelaskan bahwa usai acara berlangsung dan ketika akan meninggalkan Novotel, masih banyak wartawan yang menunggu dan meminta penjelasan apa saja yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
"Kami hadir sebagai narasumber untuk sosialisasi tahapan putaran kedua. Undangan ke KPU DKI dari Tim Paslon bukan pertama kali ini tetapi sudah beberapa kali, khususnya menjelang putaran pertama yang berasal dari Tim Paslon 1, 2 dan 3. Misalnya untuk sosialisasi tahapan atau Bimtek Saksi", tutup Sumarno. [ni]
0 Response to "Klarifikasi Ketua KPU Jakarta atas Tudingan Ngumpet-ngumpet Bertemu Ahok"
Post a Comment