Alumni HT tidak bisa menjadi teroris
Ada yang bilang: "alumni UNS jadi teroris", juga ada yang bilang, "alumni HT jadi teroris".
Pernyataan yang pertama sifatnya mungkin. Tapi, pilihan jadi teroris itu tak perlu disangkut-pautkan dengan perguruan tinggi yang memberinya ijazah S1, karena memang tak ada korelasinya.
.
Sedangkan pernyataan ke dua hampir tidak mungkin. Kenapa? Karena anggota HT yang baik itu selalu menjadi berhenti berdakwah bersama HT karena sebab yang tak bisa dilawan, seperti sakit keras yang tak bisa disembuhkan atau tak bisa bernafas lagi karena wafat. Sedangkan setiap mantan anggota HT yang berhenti dari aktivitas dakwah bersama HT -sementara dia masih dalam keadaan sehat nan hidup- maka ia lebih layak disebut drop-out-an daripada lulus-an.
Sementara dalam soal mengadopsi pemikiran HT, maka seandainya ada orang yang menghalalkan darah polisi atau tentara Indonesia tanpa haq apalagi mereka masih muslim, maka jelas orang ini tidak merepresentasikan pemikiran HT sekalipun ia pernah mengkaji pemikiran HT, karena HT tidak pernah gebyah-uyah, HT tidak mengkafirkan muslim secara umum tanpa rincian bukti kasus per kasus. Itu artinya, ia bertindak bukan berdasarkan apa yang pernah ia dapat dari HT, tapi berdasarkan pemikiran yang didapat dari pemahaman yang lain. Lagi pula, orang kafir sekalipun juga tidak boleh sembarang dibunuh.
wis, ngono sikik yo..
Status Facebook : Ust Titok Priastomo
1 Response to "Alumni HT tidak bisa menjadi teroris"
"HT tidak mengkafirkan muslim secara umum tanpa rincian bukti kasus per kasus."
Artinya HT punya hak mengkafirkan?
Post a Comment