Gaes, HAPUS ‘VIDEO ITU’…
Dakwah Media - Februari, bulan cinta di mata sebagian remaja. Februari, bulan kasih sayang untuk yang sedang dimabuk kepayang. Februari, bulan mesum buat yang otaknya memang mesum. Ironi generasi negeri, dijajah budaya tanpa kenal diri, dilanda amoral hingga sulit bermain akal. Meski berulang kali telah disampaikan, Februari tetap dinanti dan diistimewakan. Budaya kufur Valentine Day bukan soal cinta dan kasih sayang, tapi nafsu birahi yang semakin digelorakan. Pornografi, salah satu penunjang suksesnya program pejajahan generasi di negeri ini, telah banyak menelan korban, terlebih di bulan sakral buat remaja hari ini, maka pesan saya: hati-hati! Jangan mau dijebak setan.
Pornografi Alat Penjajahan
Coba simak apa yang pernah William Ewart Gladstone (1809-1898), mantan PM Inggris katakan, “Percuma kita memerangi umat Islam, dan tidak akan mampu menguasasinya selama di dalam dada pemuda-pemuda Islam bertengger Al-Qur’an. Tugas kita sekarang adalah mencabut Al-Qur’an dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan umat Muhammad daripada seribu meriam. Oleh karena itu tanamkanlah ke dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks.”
Telah jelas bahwa pornografi adalah program penjajahan barat. Sengaja mereka buat untuk mencekik masa depan umat. Dalam kalimat terakhir di atas terbaca jelas bahwa salah satu alat penghancuran pemuda-pemuda Islam yang mereka gulirkan adalah seks. Itu berarti, lini-lini yang dapat mereka mainkan tentu saja akan mereka gunakan untuk menyematkan pornografi di dalamnya. Maka jangan heran jika akses internet dan medsos hari ini selalu ditaburi konten porno. Meski telah ada undang-undang anti pornografi, tapi nampaknya itu tak juga mampu membendung laju gambar dan video penghancur generasi tersebut dari gadget-gadget kaum muslimin. Ringkasnya, jumlah video porno di negeri ini, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, tak tertolong lagi jumlahnya, dan hal itu selalu bergentayangan di dunia maya mencari korban bagi yang terlena. Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak, pada tahun 2008 tersurvei 97% remaja SMP dan SMU pernah melihat film porno. Bahkan merdeka.com (11/12/13) penah melansir, “Berdasarkan riset, sebanyak 68 persen siswa SD sudah pernah ikut-ikutan mengakses situs porno,” kata psikolog klinis sekaligus aktivis AIDS, Baby Jim Aditiya.
Kabar mutakhir datang dari Jombang kota santri. Saat dilakukan razia pelajar, satpol PP menemukan adegan porno dalam HP siswa. Parahnya, pemain dalam video itu adalah dirinya sendiri. “Penemuan video tersebut, setelah petugas melakukan pemeriksaan terhadap Handphone milik pelajar salah satu SMK di kecamatan Jombang yang tertangkap sedang asyik bolos sekolah. Dari keterangan HS (pelaku), dirinya memang mengakui bahwa adegan yang ada dalam video di HP miliknya adalah dirinya” (kabarjombang.com, 07/02/17). Begitulah, video porno adalah ancaman nyata generasi bangsa. Ia adalah alat penjajahan barat yang sengaja dipasang untuk merusak kehidupan kaum muslimin. Dampaknya bukan main, remaja bahkan anak-anak yang telah menjadi pecandu pornografi, bisa bertingkah seperti binatang. Kita tentu masih ingat, gemparnya kasus seorang remaja 13 tahun yang digilir oleh delapan temannya di Surabaya pada Mei 2016 lalu. Salah satu di antara para pelaku tersebut ada yang baru berusia sembilan tahun. Dan setelah diwawancara, ia mengaku mengerti perbuatan kotor tersebut dari warnet dekat rumah. Astaghfirullah.. jika begini kondisi generasi hari ini, tak terbayang lagi bagaimana wujud Indonesia di masa mendatang. Sekali lagi, pornografi adalah alat penjajahan barat untuk menghancurkan kaum muslimin, maka hapuslah ia dari HPmu wahai pemuda!
Menghapus Pornografi Hingga Akar-akarnya
Bicara soal remaja yang terjangkit virus pornografi bukan hanya tentang lemahnya iman seseorang, tapi juga lingkungan yang terbentuk oleh sistem kehidupan yang diterapkan. Ya, ini soal sistem kehidupan. Indonesia, negeri berpenduduk mayoritas muslim yang sekaligus terbesar sedunia kuantitasnya, memang tidak sedang menerapkan syariat Islam sebagai sistem kehidupannya. Hingga hari ini, sistem yang berlaku di negeri ini adalah sekulerisme, yaitu sistem yang memisahkan antara agama dari kehidupan. Melalui demokrasi, sistem ini hidup dan menjadi gaya hidup berbangsa dan bernegara. Maka jangan heran, jika pemuda Indonesia hari ini tak jijik melihat pornografi meski Islam melarangnya. Jangan kaget, apabila pornografi tetap berkeliaran meski Islam telah mengecam. Karena asas sekularisme adalah manfaat, maka apapun dapat diambil selagi memberi manfaat, termasuk pornografi.
Lihatlah, di televisi, internet, media sosial, konten pornografi aman menyebar, diakses oleh jutaan generasi; pria, wanita, tua, balita, miskin, kaya, semuanya terancam pornografi. Lingkungan sekularisme di alam demokrasi memang tidak aman, sebab ia membiarkan pornografi berseliweran. Jika sudah begini, tak hanya mereka yang lemah iman, yang kuat iman pun bisa saja perlahan tergoda dan menjadi korban, sebab celanya begitu besar tak terkendalikan. Oleh karena hal ini merupakan persoalan sistemik, maka solusinya harus pula sistemik. Tak cukup hanya dengan menguatkan iman individu, namun perbaikan sistem kehidupan juga perlu. Sudah saatnya syariat Islam yang agung menggantikan demokrasi sekularisme, menjadi penyelamat umat dari ancaman pornografi. Melalui penerapan sistem Islam, generasi akan dibentuk mejadi pribadi takwa. Mereka akan dididik dengan kemuliaan nilai-nilai Islam, pemahaman yang benar tentang kehidupan dan tanggung jawab di hari pembalasan. Di saat yang sama, negara dapat sepenuhnya membuang konten pornografi secara sah dan mudah. Pornografi dari dalam negeri akan diberangus, dan yang berasal dari luar negeri akan dihapus. Pembinaan dan sangsi akan diberikan pula secara bijak dan tegas. Dengan pribadi takwa dalam generasi dan lenyapnya pornografi dari kehidupan, kesejahteraan dan ridha Allah akan kita dapatkan, InsyaaAllah. Itulah syariat Islam, berkah dan menyelamatkan.
Oleh : Firdaus Bayu (Jombang)
Pornografi Alat Penjajahan
Coba simak apa yang pernah William Ewart Gladstone (1809-1898), mantan PM Inggris katakan, “Percuma kita memerangi umat Islam, dan tidak akan mampu menguasasinya selama di dalam dada pemuda-pemuda Islam bertengger Al-Qur’an. Tugas kita sekarang adalah mencabut Al-Qur’an dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan umat Muhammad daripada seribu meriam. Oleh karena itu tanamkanlah ke dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks.”
Telah jelas bahwa pornografi adalah program penjajahan barat. Sengaja mereka buat untuk mencekik masa depan umat. Dalam kalimat terakhir di atas terbaca jelas bahwa salah satu alat penghancuran pemuda-pemuda Islam yang mereka gulirkan adalah seks. Itu berarti, lini-lini yang dapat mereka mainkan tentu saja akan mereka gunakan untuk menyematkan pornografi di dalamnya. Maka jangan heran jika akses internet dan medsos hari ini selalu ditaburi konten porno. Meski telah ada undang-undang anti pornografi, tapi nampaknya itu tak juga mampu membendung laju gambar dan video penghancur generasi tersebut dari gadget-gadget kaum muslimin. Ringkasnya, jumlah video porno di negeri ini, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, tak tertolong lagi jumlahnya, dan hal itu selalu bergentayangan di dunia maya mencari korban bagi yang terlena. Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak, pada tahun 2008 tersurvei 97% remaja SMP dan SMU pernah melihat film porno. Bahkan merdeka.com (11/12/13) penah melansir, “Berdasarkan riset, sebanyak 68 persen siswa SD sudah pernah ikut-ikutan mengakses situs porno,” kata psikolog klinis sekaligus aktivis AIDS, Baby Jim Aditiya.
Kabar mutakhir datang dari Jombang kota santri. Saat dilakukan razia pelajar, satpol PP menemukan adegan porno dalam HP siswa. Parahnya, pemain dalam video itu adalah dirinya sendiri. “Penemuan video tersebut, setelah petugas melakukan pemeriksaan terhadap Handphone milik pelajar salah satu SMK di kecamatan Jombang yang tertangkap sedang asyik bolos sekolah. Dari keterangan HS (pelaku), dirinya memang mengakui bahwa adegan yang ada dalam video di HP miliknya adalah dirinya” (kabarjombang.com, 07/02/17). Begitulah, video porno adalah ancaman nyata generasi bangsa. Ia adalah alat penjajahan barat yang sengaja dipasang untuk merusak kehidupan kaum muslimin. Dampaknya bukan main, remaja bahkan anak-anak yang telah menjadi pecandu pornografi, bisa bertingkah seperti binatang. Kita tentu masih ingat, gemparnya kasus seorang remaja 13 tahun yang digilir oleh delapan temannya di Surabaya pada Mei 2016 lalu. Salah satu di antara para pelaku tersebut ada yang baru berusia sembilan tahun. Dan setelah diwawancara, ia mengaku mengerti perbuatan kotor tersebut dari warnet dekat rumah. Astaghfirullah.. jika begini kondisi generasi hari ini, tak terbayang lagi bagaimana wujud Indonesia di masa mendatang. Sekali lagi, pornografi adalah alat penjajahan barat untuk menghancurkan kaum muslimin, maka hapuslah ia dari HPmu wahai pemuda!
Menghapus Pornografi Hingga Akar-akarnya
Bicara soal remaja yang terjangkit virus pornografi bukan hanya tentang lemahnya iman seseorang, tapi juga lingkungan yang terbentuk oleh sistem kehidupan yang diterapkan. Ya, ini soal sistem kehidupan. Indonesia, negeri berpenduduk mayoritas muslim yang sekaligus terbesar sedunia kuantitasnya, memang tidak sedang menerapkan syariat Islam sebagai sistem kehidupannya. Hingga hari ini, sistem yang berlaku di negeri ini adalah sekulerisme, yaitu sistem yang memisahkan antara agama dari kehidupan. Melalui demokrasi, sistem ini hidup dan menjadi gaya hidup berbangsa dan bernegara. Maka jangan heran, jika pemuda Indonesia hari ini tak jijik melihat pornografi meski Islam melarangnya. Jangan kaget, apabila pornografi tetap berkeliaran meski Islam telah mengecam. Karena asas sekularisme adalah manfaat, maka apapun dapat diambil selagi memberi manfaat, termasuk pornografi.
Lihatlah, di televisi, internet, media sosial, konten pornografi aman menyebar, diakses oleh jutaan generasi; pria, wanita, tua, balita, miskin, kaya, semuanya terancam pornografi. Lingkungan sekularisme di alam demokrasi memang tidak aman, sebab ia membiarkan pornografi berseliweran. Jika sudah begini, tak hanya mereka yang lemah iman, yang kuat iman pun bisa saja perlahan tergoda dan menjadi korban, sebab celanya begitu besar tak terkendalikan. Oleh karena hal ini merupakan persoalan sistemik, maka solusinya harus pula sistemik. Tak cukup hanya dengan menguatkan iman individu, namun perbaikan sistem kehidupan juga perlu. Sudah saatnya syariat Islam yang agung menggantikan demokrasi sekularisme, menjadi penyelamat umat dari ancaman pornografi. Melalui penerapan sistem Islam, generasi akan dibentuk mejadi pribadi takwa. Mereka akan dididik dengan kemuliaan nilai-nilai Islam, pemahaman yang benar tentang kehidupan dan tanggung jawab di hari pembalasan. Di saat yang sama, negara dapat sepenuhnya membuang konten pornografi secara sah dan mudah. Pornografi dari dalam negeri akan diberangus, dan yang berasal dari luar negeri akan dihapus. Pembinaan dan sangsi akan diberikan pula secara bijak dan tegas. Dengan pribadi takwa dalam generasi dan lenyapnya pornografi dari kehidupan, kesejahteraan dan ridha Allah akan kita dapatkan, InsyaaAllah. Itulah syariat Islam, berkah dan menyelamatkan.
Oleh : Firdaus Bayu (Jombang)
0 Response to "Gaes, HAPUS ‘VIDEO ITU’…"
Post a Comment