-->

Lawan Kriminalisasi Ulama!



Dakwah Media - Sebagai pewaris nabi, kemuliaan para ulama adalah karena mereka menempuh jalan sebagaimana Rasulullah saw.; tak kenal lelah membacakan ayat-ayat-Nya dan menyebarluaskannya di tengah-tengah manusia. Mereka pantang menyerah meskipun harus menghadapi beragam risiko.

Umat makin paham bahwa penguasa negara hari ini getol sekali memerangi umat Islam dengan berbagai cara termasuk dengan membidik para ulamanya. Polisi saat ini punya kewenangan yang yang melampau batas yang berbahaya karena akan digunakan sebagai alat politik  yang represif. Jadi tampak sekali, dan sangat menyedihkan, aparat hukum menjadi alat politik jahat dari kelompok tertentu. Sebelum kasus Habieb Rizieq ini muncul, kita mendengar Ustadz Tengku Zulkarnain juga sempat mengalami pengusiran oleh puluhan pemuda yang diduga dari suku dayak begitu beliau turun dari pesawat di bumi Sintang. Mereka merangsek sampai pintu pesawat dengan Mandau di tangan dan menarik-narik jubah beliau. Kini, ulama pengomando Aksi 212 Habieb Rizieq, telah menjadi tersangka atas dugaan penistaan Pancasila. Yang terbaru terkait sikap Ahok yang melakukan intimidasi dan ancaman terhadap Ketua MUI sekaligus Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU) KH Ma'ruf Amin saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama.

Upaya kriminalisasi terhadap ulama dapat dibaca secara terang sebagai bentuk pelemahan gerakan Islam oleh rezim hari ini yang geram melihat persatuan umat Islam. Eksistensi Kapitalisme demokrasi terancam sehingga posisi mereka berada dalam guncangan. kondisi ini menuntut mereka untuk melakukan serangan lebih hebat pada umat Islam dengan melemahkan gerakannya, termasuk ulama yang berada di garda terdepan. Kebencian yang menjadi-jadi itu berawal dari aksi tolak pemimpin kafir yang disusul dengan rangkaian aksi 411 dan 212 yang menunjukkan jelas bahwa umat Islam bisa bersatu untuk membela kemuliaan Al Quran dan agamanya.

Fitnah demi fitnah menimpa umat ini. Mulai dari aksi yang ditunggangi kepentingan politik pilkada Jakarta, peserta aksi dibayar sampai aliran dana dari partai politik untuk aksi bela Islam (ABI). Namun Allah justru menguatkan barisan mereka, simpati kepada Habieb Rizieq dan seluruh ulama jajaran penggerak Aksi Bela Islam (ABI) membanjir. Habieb Rizieq melalui tesisnya menasihati penguasa negara ini agar tidak lupa bahwa Indonesia adalah negara yangberdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, yang tak lain adalah Allah maka wajib hukumnya menggunakan hukum Allah dalam mengurusi kepentingan rakyatnya, termasuk tidak menjual kekayaan alam Indonesia kepada asing dan aseng, mencegah kembalinya komunisme dan segera menghukum penista Ahok penista Al Quran. Lalu jadilah Habieb Rizieq sebagai tersangka, karena dianggap sebagai pemecah persatuan bangsa. Isu kebhinnekaan dihembuskan untuk memuluskan penjaringan ulama pemberani dan kritis ini.

Hari ini jelas sekali, umat menginginkan ulama pewaris nabi yang rela menerima celaan, hinaan, intimidasi, pengusiran bahkan pembunuhan demi mempertahankan kemurniaan Islam dan membela kepentingan kaum Muslim. Ulama pewaris nabi bukanlah mereka yang plintat-plintut dalam berfatwa, menyembunyikan kebenaran, menukar kebenaran dengan kebatilan, serta mengubah pendirian hanya karena iming-iming dunia atau mendapat ancaman dari penguasa zalim. Mereka rela dipenjara dan disiksa demi mempertahankan kebenaran dan menentang kebatilan.

Pemerintah seharusnya merenung, agar kesempitan hidup tak melanda Indonesia sebab telah merendahkan ulama, yang Rasulullah umpamakan mereka sebagai bintang. Nasihat mereka adalah pelita dalam kegelapan, pemandu jalan hidup umat agar selalu dalam keberkahan sebab para ulama berbicara dengan ilmu. Rasulullah menyebut mereka dalam sabdanya:
“sebagai kunci-kunci untuk membuka segala kebaikan dan sebagai penutup segala bentuk kejahatan.”

Abu Muslim Al Khaulani rahimahullah mengatakan: “Ulama di muka bumi ini bagaikan bintang-bintang di langit. Apabila muncul, manusia akan diterangi jalannya dan bila gelap manusia akan mengalami kebingungan.” (Tadzkiratus Sami’, hal. 34).

Begitulah pewaris para Nabi itu dimuliakan. Allah menghendaki kebaikan suatu kaum jika ulamanya senantiasa menerangi gelap jalan kehidupannya, dan sebaliknya keberkahan akan hilang jika ulama dihinakan.

Waktu senantiasa memperjalankan umat manusia termasuk di dalamnya adalah umat Islam. Umat Islam telah menapaki jalan yang demikian panjang. Jarak antara umat Islam hari ini dengan jaman risalah amatlah jauh. Jarak antara jaman mereka dengan jaman keemasan terbentang, menegaskan perbedaan besar kualitas umat Islam kini dengan mereka ketika hidup di bawah didikan Rasulullah, Sang Pembawa Risalah. Sungguh, hati terkoyak melihat keadaan “khayru ummah” itu kini. Umat Islam hidup tanpa pemimpin (khalifah) dan tanpa pelindung (khilafah).

Oleh: Dian Rokhmawati (Dosen Ekonomi Univ. Winuwardhana Malang)

0 Response to "Lawan Kriminalisasi Ulama!"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Plis Like Fanpage Kami ya
close