-->

Melawan Pemiskinan Lokal Sampai Global



Dakwah Media - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pengurangan ketidaksetaraan adalah salah satu prioritas utama pemerintahannya. Hal itu disampaikan sebagai respon atas laporan yang dirilis oleh Oxfam pada kamis ( 23/2) yang mengatakan bahwa Indonesia dengan populasi lebih dari 250 juta, berada di peringkat  enam dalam hal ketidaksetaraan terburuk di dunia. Dalam ketimpangan di Indonesia memperlihatkan bahwa empat orang terkaya di Indonesia memiliki harta lebih besar dibandingkan dengan 100 juta orang termiskin.   (Voa Indonesia, 24/2).

Dalam sistem ekonomi kapitalisme akan meniscayakan kesenjangan ekonomi, pasalnya ekonomi secara makro bertumpu pada ekonomi non riil.   Pasalnya dalam pasr modal dengan putaran uang sebesar Rp. 15 Triliyun/hari  atau Rp 5400 Triliyun /tahun  tidak mengahsilkan barang dan jasa, tidak juga menyerap tenaga kerja. Hanya uang bertemu uang yang pada akhirnya akan menimbulkan bubble economic atau gelembung ekonomi. Dan pada satu titik akan meledak dan akan menimbulkan depresi ekonomi.

Sementara bagi pemilik modal lebih menarik bagi mereka untuk menginvestasikan dananya pada pasar modal. Karena mereka tidak terpikir untuk membangun pabrik, menggaji pegawai dan segala tetek bengek masalah lainnya. Bagi negara, dengan  banyaknya uang yang beredar di pasar modal menganggap terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Padahal yan terjadi hanyalah wealth illusion. Karena pada kenyataanya tdiak terjadi perubahan sektor bisnis produktif.

 Pada sisi lain, kapitalisme juga akan memudahkan bagi para pemilik modal besar untuk mengkases modal lebih besar. Dikarenakan  jaminan modal mereka. Sementara yang miskin akan kesulitan mengakses modal oleh karena tidak adanya jaminan modal mereka, maka pada akhirnya yang kaya akan makin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Dan ini terus berputar layaknya lingkaran setan yang tidak berujung.

Maka berharap kesetaraan ekonomi dalam kapitalisme adalah kemustahilan. Karena sistem ini tumbuh dengan pola distribusi kekaayaan yang tidak benar. Sistem ini fokus pada pada produksi barang barang yang akan memenuhi kebutuhan secara kolektif bukan secara individu. Dan cara yang mereka tempuh adalah dengan peningkatan produksi dan pertumbuhan dan pendapatan secara nasional. Dengan sendirinya menurut meraka akan akan terjadi distribusi pendapatan melalui kebebasan kepemilikan dan bekerja.

Bisa jadi tingkat produksi nasional atau domestik ( GNP dan GDP ) meningkat, akan tetapi belum tentu kemisknan akan berkurang, dikarenakan banyak orang yang kesulitan mengakses barang dan jasa dikarenakan rendahnya pendapatan. Karena menurut Bank Dunia masih ada  98 juta rakyat Indonesia masih hidup dengan Rp. 28.000/hari. Artinya Rp. 840000/bulan.

Menghilangkan kesenjangan dalam Islam

Islam sebagai agama yang kaafah juga mengatur masalah ekonomi. Termasuk mengatasi masalah kesenjangan. Diantara cara Islam untuk mengatasi hal tersebut adalah. Pertama, dengan menjadikan perekonomian hanya bertumpu pada sektor riil. Yang akan menyerap tenaga kerja serta menghasilkan barang dan jasa. Islam akan mengharamkan sektor sektor ekonomi spekulatif dan non riil. Sehingga modal akan terserap sempurna pada sektor riil.

Kedua, Islam akan memaksa setiap orang bekerja, baik pada bidang pertanian dan perdagangan. Dengan memudahkan akses kepada modal kerja tanpa bunga untuk siapa saja. Baik melalui mekanisme musaqaat atau pemberian benih dan subsidi pupuk kepada petani. Atau dengan skema syirkah atau kerjasama bisnis. Baik itu secara individu atau melalui baitul maal. Dalam hal ini bahkan Islam akan memberikan kemudahan kepada warga negara untuk menurus pembentukan usaha tanpa membebaninya dengan pungutan dan pajak yang menjerat para pengusaha.

Ketiga, Islam akan menjamin kebutuhan dasar, baik berupa sandang pangan dan papan setiap warga negara, dengan menganggapnya sebagai indvidu bukan sebagai kelompok. Artinya satu orang yang tidak bisa makan adalah tanggung jawab Islam untuk memenuhinya. Ini adalah sebuah pengejahwantahan dari politi ekonomi islam. Sebagaimana dalam riwayat Umar Bin Khattab memanggul sendiri gandum di pundaknya untuk diantarkan kepada wanita miskin bersama anaknya yang lapar. Termasuk di dalamnya adalah menjamin kebutuhan warga negara cacat dan lemah yang tidak sanggup lagi memenuhi hajat asasinya.

Keempat, Islam akan mendorong para ahli kerabat dan ahli warisnya untuk memenuhi hajat kebutuhan mereka seseuai kemampuan meraka. Sebagai tanggung jawab mereka kepada ahli warisnya. Bahkan akan memaksa mereka jika mereka menolaknya sedang mereka dalam keluasan harta.

Keenam, Islam akan menanamkan semangat saling membantu sesama dengan infak, sedekah atau pun wakaf. Bahkan saling membangun husnu dzan dalam memberi. sebagaimana Rasulullah bersabda ‘ berikanlah hal orang yang meminta minta meski ia datang dengan menaiki kuda ‘. Mempropagandakannya di media baik cetak maupun elektronik.

Ketujuh, Islam akan mengoptimalkan penarikan zakat baik fitrah atau maal dari muzakki  dan penditribusiannya  kepada delapan asnaf. Islam bahkan akan memerangi siapa saja yang enggan membayar zakat.

Last but not least, Islam dengan sistem ekonomi yang sempurna memiliki kekhasan dalam konsep pendapatan dan pengeluaran negara, tidak akan berjalan sempurna tanpa support dari sistem sistem yang lainnya. Baik itu sistem pemerintahan maupun sistem politiknya. Keduanya saling berkelit kelindan satu dan lainnya. Tanpa kebijakan politik mustahil kebijakan ekonomi bisa berjalan.

Maka Islam yang dimaksud adalah khilafah Islam atau sistem pemerintahan yang menerapkan seluruh syariat Islam baik dalam ekonomi, politik, pemerintahan, sosial, budaya, keamanan dalam negeri maupun luar negeri. Maka untuk itulah seharusnya perjuangan itu diarahkan, bagaimana menurut anda?[]

Oleh: Muhamad Ayyubi (DPD Hizbut Tahrir Indonesia Bima)

0 Response to "Melawan Pemiskinan Lokal Sampai Global"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Plis Like Fanpage Kami ya
close