Nyinyir Kepada Umat Islam: Pengajian di Garut seperti Buih di Lautan
Dakwah Media - Pengajian di Garut dengan massa yang banyak sesuai dengan sabda Rasululloh bahwa umat di akhir zaman itu banyak tetapi seperti buih di lautan.
Demikian dikatakan Koordinator Pemuda Aswaja Nur Khalim kepada suaranasional, Sabtu (11/12). “Tak heran di akhir zaman hanya mengandalkan massa yang banyak tetapi kualitasnya tidak ada,” ungkapnya.
Kata Nur Khalim, sabda Rasululloh makin jadi kenyataan dengan adanya demo-demo yang jelas tidak ada manfaatnya.
“Harusnya umat dicerdaskan dengan pengajian yang didasarkan ilmu bukan provokasi dan ujaran kebencian,” ungkap Nur Khalim.
Menurut Nur Khalim, citra Islam makin buruk dengan adanya demo-demo yang mempolitisasi agama. “Harusnya demo mengerahkan massa untuk mendukung pemberantasan korupsi,” jelas Nur Khalim.
Selain itu, ia mengatakan, pengerahan massa termasuk dengan dalih pengajian akan terus berlangsung sampai 2019. “Tujuannya sangat politis agar Jokowi tidak menjadi Presiden lagi,” pungkas Nur Khalim. [sn]
Pernyataan Nur Khalim ini adalah pernyataan penuh kedengkian, karena sangat-sangat tidak beralasan jika yang jadi pembenaran adalah yang berkumpul berjuang dalam jumlah banyak dikatakan seperti buih dilautan, tak masuk akal.
Pertama, Sabda Rasulullah tersebut jelas menunjuk kepada umat islam secara keseluruhan, jika dikalkulasi jumlah umat islam yang berjuang dan mau turun ke jalan meski jumlahnya ratusan ribu bahkan jutaan seperti aksi 212 tetap saja itu hanyalah sebagian kecil dari umat islam secara keseluruhan. misal saja kita ambil jumlah umat islam yang ada di Indonesia, hampir 200 juta orang, dari 200 juta orang itu hanya 7 juta yang mau turun ke jalan saat al quran dinistakan, sisanya kemana, nah itu yang dikatakan Rasul sebagai buih dilautan, yang enggan dan tak mau ambil pusing ketika qurannya dinistakan itu yang dikatakan sebagai buih.
Kedua, Jika dikatakan mereka yang turun kejalan dianggap tak memiliki kekuatan apa-apa, itu omong kosong bualan orang-orang yang suka membual dan nyinyiran orang-orang yang hobi nyinyir. coba tebak kebayang tidak apa yang akan dilakukan oleh pengadilan jika tidak ada penggerakan massa waktu 212? sangat-sangat mustahil Ahok akan dipenjara, yang ada malah kembali terpilih menjadi gubernur jakarta dan menghiasi balai kota dan tv-tv dengan kata-kata jambannya. jsutrru dengan tuntutan besar dari umat islam yang berkumpul pada aksi 411 -212 dan aksi-aksi lainnya itu menjadi tekanan kepada pengadilan untuk menggelar pengadilan dengan adil.
Yuk mikir dikit...
Demikian dikatakan Koordinator Pemuda Aswaja Nur Khalim kepada suaranasional, Sabtu (11/12). “Tak heran di akhir zaman hanya mengandalkan massa yang banyak tetapi kualitasnya tidak ada,” ungkapnya.
Kata Nur Khalim, sabda Rasululloh makin jadi kenyataan dengan adanya demo-demo yang jelas tidak ada manfaatnya.
“Harusnya umat dicerdaskan dengan pengajian yang didasarkan ilmu bukan provokasi dan ujaran kebencian,” ungkap Nur Khalim.
Menurut Nur Khalim, citra Islam makin buruk dengan adanya demo-demo yang mempolitisasi agama. “Harusnya demo mengerahkan massa untuk mendukung pemberantasan korupsi,” jelas Nur Khalim.
Selain itu, ia mengatakan, pengerahan massa termasuk dengan dalih pengajian akan terus berlangsung sampai 2019. “Tujuannya sangat politis agar Jokowi tidak menjadi Presiden lagi,” pungkas Nur Khalim. [sn]
Pernyataan Nur Khalim ini adalah pernyataan penuh kedengkian, karena sangat-sangat tidak beralasan jika yang jadi pembenaran adalah yang berkumpul berjuang dalam jumlah banyak dikatakan seperti buih dilautan, tak masuk akal.
Pertama, Sabda Rasulullah tersebut jelas menunjuk kepada umat islam secara keseluruhan, jika dikalkulasi jumlah umat islam yang berjuang dan mau turun ke jalan meski jumlahnya ratusan ribu bahkan jutaan seperti aksi 212 tetap saja itu hanyalah sebagian kecil dari umat islam secara keseluruhan. misal saja kita ambil jumlah umat islam yang ada di Indonesia, hampir 200 juta orang, dari 200 juta orang itu hanya 7 juta yang mau turun ke jalan saat al quran dinistakan, sisanya kemana, nah itu yang dikatakan Rasul sebagai buih dilautan, yang enggan dan tak mau ambil pusing ketika qurannya dinistakan itu yang dikatakan sebagai buih.
Kedua, Jika dikatakan mereka yang turun kejalan dianggap tak memiliki kekuatan apa-apa, itu omong kosong bualan orang-orang yang suka membual dan nyinyiran orang-orang yang hobi nyinyir. coba tebak kebayang tidak apa yang akan dilakukan oleh pengadilan jika tidak ada penggerakan massa waktu 212? sangat-sangat mustahil Ahok akan dipenjara, yang ada malah kembali terpilih menjadi gubernur jakarta dan menghiasi balai kota dan tv-tv dengan kata-kata jambannya. jsutrru dengan tuntutan besar dari umat islam yang berkumpul pada aksi 411 -212 dan aksi-aksi lainnya itu menjadi tekanan kepada pengadilan untuk menggelar pengadilan dengan adil.
Yuk mikir dikit...
0 Response to "Nyinyir Kepada Umat Islam: Pengajian di Garut seperti Buih di Lautan"
Post a Comment