Sekulerisme Mencetak Generasi Mati Nurani
Oleh : Nining Tri Satria, S.Si
Related
Kemalangan Yuyun sangat terkait dengan berbagai aspek penting. Kualitas pendidikan generasi, jaminan keamanan bagi masyarakat dari tindak kejahatan, penerapan sanksi kriminalitas dan itikad baik pemerintah dalam menutup setiap celah terjadinya kejahatan. Pendidikan di Indonesia dengan konsep Sekulerisme meniscayakan urusan agama dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang TIDAK terkait dengan mata pelajaran lain atau menjadi pijakan bagi materi ajar yang lain. Walhasil, semakin tinggi jenjang pendidikan, tidak berkorelasi positif dengan pemahaman agama dan akhlak anak didik.
Merupakan sebuah kejadian tragis bagi siapa saja yang masih memiliki ruang kepekaan di hati nurani. Kasus ini pun menjadi sorotan publik hingga Nasional. Kasus Yuyun cukup mengetuk hati dan membuka mata begitu bobrok generasi saat ini, bersahabat dengan miras yang berujung berbagai kejahatan ataupun tindakan kriminal. Inilah dampak lantaran sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan) dijadikan tuan dalam kehidupan, sekulerisme yang menciptakan pemuda yang tak beradab, hingga membunuh jiwa yang tak bersalah menjadi santapan lezat. Adilkah hukuman 10 tahun diberikan kepada pelaku lantaran masih dibawah umur? Bukankah islam hadir dengan solusi tuntas hingga kejahatan tak berbekas?
Kejahatan yang terjadi pada Yuyun dapat dikenai sanksi hukuman jilid karena penculikan, rajam karena pemerkosaan, sekaligus qishas karena pembunuhan.
Selain itu, Islam akan menutup semua celah kejahatan dengan melarang secara total peredaran miras, produk-produk pornografi, serta pelarangan khalwat dan zina karena keharamannya.
Sistem islam yang begitu mulia patut menjadi pedoman ketika sistem sekulerisme tak mampu mengatasi tindakan kriminal yang semakin menjamur, setiap hari semakin mengakar. Sistem islam yang memberikan efek jera bagi pelaku dan membuat orang berfikir ribuan kali ketika ingin melakukan tindak kejahatan sudah sepantasnya diterapkan agar keamanan pun tercipta dan masyarakat mampu memulihkan rasa trauma yang berdampak kepada psikis keluarga korban maupun masyarakat luas. Sistem Islam dalam mengatur sistem ijtimaiy (sosial) nya menghasilkan individu-individu yang berinteraksi dengan sesamanya secara sehat dan saling menghormati. Jauh dari pelecehan apalagi kekerasan seksual. Bila masih ada yang melakukan kekerasan terhadap anak apalagi sampai membunuh, maka sanksi keras dan tanpa pandang bulu telah disiapkan Islam. Semua itu mustahil diterapkan dalam sistem pemerintahan kapitalisme-liberalisme sebagaimana saat ini. Karena negara dalam sistem kapitalisme-liberalisme justru harus melanggengkan kebebasan, tersandera oleh pebisnis yang berkepentingan ketika akan membuat aturan tegas terhadap bisnis porno dan miras. Hanya khilafah yang mampu wujudkan. Karena hanya khilafah lah negara yang mampu menegakkan seluruh aturan Allah. Juga khilafah akan mengerahkan segenap kemampuan untuk memberikan ‘riayah dan himayah’ (pengaturan, pengayoman dan perlindungan), tidak membiarkan satu anak pun mengalami kekerasan apalagi sampai kehilangan nyawa. Berharap tidak ada lagi Yuyun selanjutnya. WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. [DakwahMedia]
Plis Like Fanpage Kami ya
0 Response to "Sekulerisme Mencetak Generasi Mati Nurani"
Post a Comment