-->

Menyelesaikan Krisis Yaman


Dakwah Media - Ekonom Yaman, Ahmed Shamakh, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa perang telah mendorong Yaman ke arah bencana kelaparan. ”Pembangunan telah berhenti di negeri ini. Bisnis juga telah ditutup. Ini sebagian besar memberikan kontribusi terhadap memburuknya situasi pangan di Yaman,” kata Shamakh. ”Selain itu, konflik telah menghabiskan banyak pekerjaan (warga) Yaman sehari-hari. Hari ini, beberapa warga sipil di Yaman makan dari sampah dan mengambil sisa yang mereka temukan di restoran. Ini membantu mereka bertahan hidup,” ujarnya.

Sebenarnya bahan pangan tersedia di banyak pasar di Yaman, namun banyak warga Yaman tidak mampu membeli makanan untuk keluarganya. Jutaan warga Yaman dibiarkan kelaparan karena kekurangan makanan dan air, instabilitas pemerintahan yang telah mendorong gejolak politik negara hingga mengakibatkan bencana krisis kemanusiaan. 

Masalah kelaparan di Yaman terkait dengan krisis politik di negara yang saat ini. Terorisme, kemiskinan dan pengangguran itu semuanya adalah hasil rekayasa rezim. Kemudian rezim menempelkan kejahatan-kejahatannya, keagenannya dan kelemahannya dihadapan problem-problem dan krisis-krisis yang mencekik negeri. Adapun aksi-aksi militer di Yaman terjadi karena faktor Amerika dan keterlibatan Inggris untuk sampai pada solusi politik jalan tengah diantara kekuatan-kekuatan yang saling bersaing yang tunduk kepada dua kekuatan internasional yang berpengaruh di kawasan. Saudi dan negara-negara yang ikut serta dalam aksi militer ini tidak lain hanya alat dalam pergolakan yang mana korbannya adalah bangsa-bangsa itu untuk merealisasi agenda-agenda imperialisme berbahaya. 

Kaum Muslim kenyang merasakan kerusakan, kemiskinan, kezaliman, pertumpahan darah, sebagai hasil dari penjajah dengan dua wajahnya (penguasa dan oposisi). Sejak dekade 60-an abad lalu, pertarungan sengit terjadi antara Amerika dan Inggris penjajah lama.Yakni sejak kudeta as-Salal tahun 1962, di mana AS berada di belakang kudeta itu dan diumumkankannya Republik Yaman. Inggris terus mengendalikan selatan Yaman hingga didirikan republik di sana tahun 1967 dan Inggris pun menarik diri secara militer dari sana. Rezim Mesir yang loyal kepada Amerika dipimpin oleh Abdul Nashir memimpin perang untuk kepentingan Amerika di Yaman Utara hingga pasukan Mesir kalah pada perang tahun 1967 dan akhirnya mundur dari sana. Akibat dari itu, Inggris pada tahun 1967 melakukan kudeta terhadap Abdullah as-Salal antek Amerika dan mendatangkan agennya ke tampuk pemerintahan di Utara. Akhirnya Yaman Utara dan Selatan berada di bawah kontrol Inggris. Akan tetapi, pertarungan diantara dua negara penjajah lama (Inggris) dan penjajah baru (Amerika Serikat) terus terjadi melalui berbagai kudeta. Amerika masih terus bekerja di Yaman melalui agen-agennya di dalam gerakan-gerakan selatan dan lainnya dan melalui Iran dan para pengikutnya dari Houthi dan jamaahnya.

 Ingat, warga Yaman didera krisis politik, ekonomi, keamanan dan lainnya akibat tidak diterapkannya Islam dan tidak berhukum kepada Islam untuk menyelesaikan problem-problem Yaman. Pemerintah merekayasa krisis-krisis dalam masalah BBM untuk mengkondisikan masyarakat agar menerima “obat beracun” yang dipaksakan Bank Dunia dan IMF. Tidak bisa dielak, pertarungan internasional, khususnya Anglo-Amerika, atas kekayaan Yaman,khususnya minyak dan gas. Pertarungan itu dilakukan melalui alat-alat lokal diantara para politisi dan operator di Yaman. Sebelumnya para politisi telah menyatakan bahwa pertarungan tersebut adalah pertarungan atas minyak. Diantara politisi itu adalah Salim Shalih Muhammad, anggota dewan presidensial,dalam surat kabar the Middle East pada nomor 12820.

Sistem kapitalisme tidak menganggap kekayaan melimpah di Yaman sebagai milik umum. Masyarakat dianggap sebagai konsumen dan dianggap tidak ikut memilikinya. Negara pun menjual hasil-hasil tambangnya, tidak mendistribusikan secara adil. Minyak dan gas juga tidak luput dengan ditelantarkan secara sengaja dan dijadikan sebagai alat menciptakan krisis-krisis mencekik. Semua langkah itu adalah akibat dari politik ekonomi keliru yang diadopsi oleh rezim berkuasa yang mengadopsi sistem ekonomi kapitalisme.

Problem Yaman hari ini jelas bagi masyarakat awam, sebagai problem yang sederhana dan mudah diselesaikan bagi orang yang bertakwa. Hal itu dengan jalan menghilangkan kezaliman, mengangkat seorang Khalifah bagi kaum muslim dan membaiatnya dengan ketentuan untuk memerintah dengan Islam seperti yang telah dijelaskan dan diperintahkan Allah. Lalu Khalifah menegakkan keadilan, menindak orang zalim dan menolong orang yang dizalimi serta memberikan kepada setiap orang haknya.

Sesungguhnya umat Islam ini tidak akan tenang kondisinya dan tidak akan hilang berbagai kejadian dan bencana yang menimpanya, kecuali dengan menghapus para penguasa pandir (ruwaibidhah) dan menegakkan daulah Khilafah Rasyidah kedua yang telah diberitakan kabar gembiranya oleh Rasululalh saw. Khilafah Rasyidah kedua yang ingin ditunda dan dijauhkan oleh kaum kafir.

Oleh: Umar Syarifudin (pengamat politik internasional)

0 Response to "Menyelesaikan Krisis Yaman"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Plis Like Fanpage Kami ya
close