Ya, Inilah Keanehan Amerika Serikat dan Negara-Negara Kapitalis Lainnya
Dakwah Media - Diantara manifestasi permusuhan terkini adalah penentangan simbol-simbol Islam di Amerika yang meningkat pasca kemenangan Trump. Pandangan yang mendasar adalah bahwa Rezim Barat secara konsisten menyamakan Islam dan terorisme. Trump dan pemerintah di Negara-negara Barat mengklaim bahwa mereka sedang melakukan perang melawan teror dan bukan melawan Islam. Hal itu menciptakan stereotip negatif tentang kaum Muslim dan Islam dan membuat takut masyarakat dengan pembicaraan tentang ancaman teror.
Saat Inggris dan Uni Eropa mengkritik tribalisme Trump, saat yang sama di negeri-negeri mereka tumbuh intoleransi rasisme dan kekerasan terhadap kaum minoritas – termasuk terhadap kaum Muslim dan imigran. Memang, semakin sedikit orang di Inggris yang tampak terganggu atas hal ini karena mereka semakin memperlakukan kaum Muslim sebagai warga negara kelas kedua. Konsekuensi berikutnya adalah kaum muslim ‘dihimbau’ untuk beradaptasi dengan meninggalkan nilai-nilai Islami dan mengadopsi nilai-nilai rusak dari politik sekular. Sebuah sikap permusuhan yang begitu telanjang terus diarahkan kepada kaum Muslim.
Insiden kebijakan Trump menandaskan klaim bohong bahwa mainstream politik AS memiliki sesuatu yang bisa ditawarkan kepada komunitas muslim saat di tengah masyarakat sekular Barat terpuruk. Saat ini masyarakat Barat bertanya-tanya tentang sistem ekonomi kapitalis, eksploitasi imperialis Barat yang menghancurkan seluruh dunia, budaya seks bebas kaum muda, serta eskalasi perilaku permusuhan dan antisosial ketika keluarga berantakan, perceraian, perkosaan, pelecehan anak dan korupsi politik telah menjadi norma, maka adalah penting bagi komunitas muslim untuk menyuarakan nilai-nilai Islam dan menunjukkan bagaimana Islam menghasilkan masyarakat yang pantas.
Ketidakjujuran Amerika Serikat, Inggris, UE dan negara-negara kapitalis lainnya dan sikap munafik mereka pada isu-isu Islam, kebebasan, demokrasi dan kediktatoran, adalah karena pemerintahan Islam yang sesungguhnya akan mengakhiri cengkraman kolonial Barat yang terus-menerus atas negara-negara Muslim, dan mengakhiri penggunaan lembaga-lembaga internasional supaya mereka tetap menjadi negara-negara yang kuat dengan mengorbankan negara-negara lain. HAM, demokrasi dan semacamnya hanya slogan kosong yang ompong bila sudah berkaitan dengan nasib umat Islam.
Ketika seorang di Barat sebagai pelaku kriminal misal pembantaian, maka itu dikatakan hanya kriminal murni. Namun ketika seorang muslim mengaku melakukan tindakan melawan warga sipil, mereka menyebutnya terorisme Islam dan mengecam semua dunia Islam. Inilah tradisi pemikiran dan budaya Barat berkaitan dengan muslim dan Islam.
AS dan negara-negara Barat lainnya menyadari bahwa telah datang waktunya bagi perubahan geopolitik global di dunia muslim dan tidak menyembunyikan fakta bahwa ada kemungkinan akan berdirinya Khilafah dalam waktu dekat. AS dan sekutunya berusaha keras untuk menunda datangnya keadilan Islam yang akan kembali ke negeri Islam dan mengakhiri era kebohongan, pengkhianatan dan tirani penguasa boneka. Musuh-musuh Islam menyadari bahwa dengan berdirinya Khilafah, umat Islam akan memiliki seorang amir yang mempersatukan umat Islam dan mengembalikannya kejayaannya.
Perjuangan yang dilakukan oleh umat Islam sekarang, hasilnya akan terlihat pada pembentukan panggung internasional. Dan dunia pun telah menyadari pentingnya perubahan yang disuarakan umat Islam. Sehingga mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk membuat penghalang agar umat Islam yang besar ini tidak menegakkan kembali Khilafah Islam yang akan menggilas mereka. Realitas inilah yang membuat AS dan Barat begitu ketakutan, karenanya mereka terus-menerus memusuhi kita, umat Islam. Sangat penting bagi umat Islam pada umumnya, dan terutama bagi mereka yang telah mengambil atas dirinya untuk melanjutkan cara hidup Islam, maka sudah saatnya umat Islam yang tinggal di barat, untuk melepaskan diri dari rantai mental rendah diri dan rasa takut.
Sedangkan pengkhianatan para politisi dan penguasa di negeri-negeri muslim tampak dengan jelas melalui sikap diam atau dukungan mereka terhadap perang Amerika. Kaum muslim wajib menjadikan pelajaran pada kondisi ini, sehingga mereka tergerak untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir dengan tujuan menegakkan kepemimpinan baru dan sistem yang adil, yaitu sistem Khilafah. Sistem Khilafah itulah satu-satunya jalan untuk meraih kemerdekaan dan kemajuan yang hakiki. Kenyataan yang tidak bisa diingkari itu menegaskan bahwa perlindungan kemuliaan umat Islam dan dunia tidak akan terealisir kecuali dengan tegaknya Daulah Khilafah. Daulah Khilafah lah satu-satunya yang mampu menindak para pembenci, pembuat konspirasi itu.
Sistem pemerintahan Islam, yaitu Khilafah, mendorong ide terpilihnya pemimpin yang bertanggung jawab; di mana agama-agama kaum minoritas mendapatkan perlindungan berdasarkan konstitusi; hukum berlandaskan dari Syariah, sehingga hukum tidak dapat dipengaruhi oleh kaum elit korporasi; dimana aturan hukum adalah hal yang terpenting dan berlaku bagi semua orang, termasuk Khalifah, di mana korupsi harus dimusnahkan, tidak seperti dalam sistem demokrasi yang malah mendorong hal itu.
Oleh: Umar Syarifudin (pengamat politik internasional)
Saat Inggris dan Uni Eropa mengkritik tribalisme Trump, saat yang sama di negeri-negeri mereka tumbuh intoleransi rasisme dan kekerasan terhadap kaum minoritas – termasuk terhadap kaum Muslim dan imigran. Memang, semakin sedikit orang di Inggris yang tampak terganggu atas hal ini karena mereka semakin memperlakukan kaum Muslim sebagai warga negara kelas kedua. Konsekuensi berikutnya adalah kaum muslim ‘dihimbau’ untuk beradaptasi dengan meninggalkan nilai-nilai Islami dan mengadopsi nilai-nilai rusak dari politik sekular. Sebuah sikap permusuhan yang begitu telanjang terus diarahkan kepada kaum Muslim.
Insiden kebijakan Trump menandaskan klaim bohong bahwa mainstream politik AS memiliki sesuatu yang bisa ditawarkan kepada komunitas muslim saat di tengah masyarakat sekular Barat terpuruk. Saat ini masyarakat Barat bertanya-tanya tentang sistem ekonomi kapitalis, eksploitasi imperialis Barat yang menghancurkan seluruh dunia, budaya seks bebas kaum muda, serta eskalasi perilaku permusuhan dan antisosial ketika keluarga berantakan, perceraian, perkosaan, pelecehan anak dan korupsi politik telah menjadi norma, maka adalah penting bagi komunitas muslim untuk menyuarakan nilai-nilai Islam dan menunjukkan bagaimana Islam menghasilkan masyarakat yang pantas.
Ketidakjujuran Amerika Serikat, Inggris, UE dan negara-negara kapitalis lainnya dan sikap munafik mereka pada isu-isu Islam, kebebasan, demokrasi dan kediktatoran, adalah karena pemerintahan Islam yang sesungguhnya akan mengakhiri cengkraman kolonial Barat yang terus-menerus atas negara-negara Muslim, dan mengakhiri penggunaan lembaga-lembaga internasional supaya mereka tetap menjadi negara-negara yang kuat dengan mengorbankan negara-negara lain. HAM, demokrasi dan semacamnya hanya slogan kosong yang ompong bila sudah berkaitan dengan nasib umat Islam.
Ketika seorang di Barat sebagai pelaku kriminal misal pembantaian, maka itu dikatakan hanya kriminal murni. Namun ketika seorang muslim mengaku melakukan tindakan melawan warga sipil, mereka menyebutnya terorisme Islam dan mengecam semua dunia Islam. Inilah tradisi pemikiran dan budaya Barat berkaitan dengan muslim dan Islam.
AS dan negara-negara Barat lainnya menyadari bahwa telah datang waktunya bagi perubahan geopolitik global di dunia muslim dan tidak menyembunyikan fakta bahwa ada kemungkinan akan berdirinya Khilafah dalam waktu dekat. AS dan sekutunya berusaha keras untuk menunda datangnya keadilan Islam yang akan kembali ke negeri Islam dan mengakhiri era kebohongan, pengkhianatan dan tirani penguasa boneka. Musuh-musuh Islam menyadari bahwa dengan berdirinya Khilafah, umat Islam akan memiliki seorang amir yang mempersatukan umat Islam dan mengembalikannya kejayaannya.
Perjuangan yang dilakukan oleh umat Islam sekarang, hasilnya akan terlihat pada pembentukan panggung internasional. Dan dunia pun telah menyadari pentingnya perubahan yang disuarakan umat Islam. Sehingga mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk membuat penghalang agar umat Islam yang besar ini tidak menegakkan kembali Khilafah Islam yang akan menggilas mereka. Realitas inilah yang membuat AS dan Barat begitu ketakutan, karenanya mereka terus-menerus memusuhi kita, umat Islam. Sangat penting bagi umat Islam pada umumnya, dan terutama bagi mereka yang telah mengambil atas dirinya untuk melanjutkan cara hidup Islam, maka sudah saatnya umat Islam yang tinggal di barat, untuk melepaskan diri dari rantai mental rendah diri dan rasa takut.
Sedangkan pengkhianatan para politisi dan penguasa di negeri-negeri muslim tampak dengan jelas melalui sikap diam atau dukungan mereka terhadap perang Amerika. Kaum muslim wajib menjadikan pelajaran pada kondisi ini, sehingga mereka tergerak untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir dengan tujuan menegakkan kepemimpinan baru dan sistem yang adil, yaitu sistem Khilafah. Sistem Khilafah itulah satu-satunya jalan untuk meraih kemerdekaan dan kemajuan yang hakiki. Kenyataan yang tidak bisa diingkari itu menegaskan bahwa perlindungan kemuliaan umat Islam dan dunia tidak akan terealisir kecuali dengan tegaknya Daulah Khilafah. Daulah Khilafah lah satu-satunya yang mampu menindak para pembenci, pembuat konspirasi itu.
Sistem pemerintahan Islam, yaitu Khilafah, mendorong ide terpilihnya pemimpin yang bertanggung jawab; di mana agama-agama kaum minoritas mendapatkan perlindungan berdasarkan konstitusi; hukum berlandaskan dari Syariah, sehingga hukum tidak dapat dipengaruhi oleh kaum elit korporasi; dimana aturan hukum adalah hal yang terpenting dan berlaku bagi semua orang, termasuk Khalifah, di mana korupsi harus dimusnahkan, tidak seperti dalam sistem demokrasi yang malah mendorong hal itu.
Oleh: Umar Syarifudin (pengamat politik internasional)
0 Response to "Ya, Inilah Keanehan Amerika Serikat dan Negara-Negara Kapitalis Lainnya "
Post a Comment